Salam Cerita Seks

Salam Cerita Seks

Dapet Kejutan Dari Tante Setelah Mendapatkan Nilai Bagus

Dapet Kejutan Dari Tante Setelah Mendapatkan Nilai Bagus
Salam Cerita Seks - Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang sangat kaya raya.
Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Reni, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Reni rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B. SalamPoker Situs Poker Uang Asli Terpercaya

Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang
wanita.Sesampainya dirumah Om Hari. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku
disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedangkan Tante
menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana
disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku.

Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah
melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku.
Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar WC, bathup, dan dua
shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang
diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya.

Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.
Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante Situs Poker Online
dengan baluatan piyama menghampiriku.
“Ren kamu suka nggak ama rumah ini”
“Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang”
“Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas”

Wahh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol. Waktu bertemu pertama
kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit.
Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya.
Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai
Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda.

“Huhuukk. Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”
“Enak aja kalau kamu, Om bilang kamu suka bercanda”
“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”
“Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”
“Benar Tante.. Tapi sayang aku lupa bawa celana renang”
“Ah.. Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah
suruh beli buat kamu, yuk nyebur..” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan
malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu
dia naik dari kolam. Dia memdekatiku

“Ayo cepet.. Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi
sama dengan kakak perempuan kamu.”

Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada
bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.

Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku
melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi
tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku
berenang bersama Tante.

Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk
disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang
masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku
tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin.
Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip
ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan.
Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke
belakang.

“Ehh.. Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara
sih”

Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan
bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu
waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf.. Juga Tante.. Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku
lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua
bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras
dengan besarnya payudara Tante.

“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”
Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku
sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk
tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka,
tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku
sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku
yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip
yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh
Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia
mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar
diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit
mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku
konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya.. Crot crot..

Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada
handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku
tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang
satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan
melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia
keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.

“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”
 Minimal Deposit 10rb Poker Online
Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada
dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup
kembali.

“Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”
“Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”
“Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan
handukmu.”

Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai
kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu
terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun
kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku
tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku
masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake CD model g-string.

“Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat
malu ketika adikku berdiri lagi.
“Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku mau minta tolong”
“Tolong apa Tante koq serius banget.. Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”
Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab
Tante.
“Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak

Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk
dicinta ulam tiba.

“Mau nggak..?
“Mau Tante.”

Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku
ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku,
langsung aku tutupi dengan tanganku

“Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”
Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.
“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar
lagi kenceng”

Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia
hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.

“Ren berhenti sebentar”
Akupun berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap
tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan
ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.

“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”
Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya
agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting
berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku
sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

“Ren terus remas.. Uhuhh remes yang kuat”
“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya
dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina.

Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika
tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah
dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku
tekan bagian keduanya.

“Ren pijatanmu enak banget.. Terus..”
Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serr serr, aku
mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian
sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
“Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi”

Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian
tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah
tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan,
tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke
dalam almari.

“Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke
semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada
suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang
telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia
telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat
depan rumah.

“Sudah ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih
amatir” dia menggodaku.

Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap
hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup
dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah
itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena
ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.



Daftarkan diri anda di SalamPoker Situs Poker Online Terbaik dan Terpercaya Minimal
Deposit Hanya 10rb dan Nikmati Bonus yang tersedia di 
SalamPoker

Kepala Sekolah Kucing Garong Part 4

Lanjutan

Namun Bu Lastri tetap kukuh. Wanita berhidung bangir yg malam itu membiarkan rambutnya tergerai tersebut, malah berpaling menunduk. Pak Ilham seperti kehilangan akal karena keinginannya tidak dituruti. Ia turun dari ranjang dan langsung memelorotkan celana dlm Bu Lastri. Keinginanku untuk bisa melihat memek Bu Lastri terpuaskan saat Pak Ilham merentangkan kedua kaki wanita itu. Memek Bu Lastri ternyata tak berjembut. Sepertinya ia rajin mencukurnya. Tetapi memeknya benar-benar gemuk, besar membusung. Di bagian tengahnya terbelah terlihat berkerut-kerut dan berwarna lebih gelap.

Sempat kulihat itilnya. Bagian yg paling ingin kulaihat dari milik Bu Lastri. Tetapi hanya sepintas karena tertutup tubuh Pak Amwar yg berdiri di antara paha Bu Lastri yg mengangkang. Aku berharap Pak Ilham akan menjilati atau bermain-main dulu pada bagian paling merangsang milik wanita itu. Karena kontolku semakin ngaceng. Ternyata tidak. Tetap dlm posisi berdiri diarahkannya batang kontolnya ke lubang nikmat Bu Lastri. Dan yg bisa kulihat selanjutnya hanya pantat Pak Ilham yg terlihat maju mundur.

Aku mencari-cari lubang lain di dinding kamar itu. Maksudnya agar bisa mendapatkan posisi mengintip yg memungkinkan melihat memek Bu Lastri yg tengah disogok-sogok kontol Pak Ilham. Dari sinar yg terpancar keluar, karena di tempat aku mengintip gelap gulita, kulihat sebuah lubang cukup lebar di ujung lain. Aku langsung beringsut perlahan mendekati ubang itu.

Dari posisiku mengintip kali ini, memang cukup strategis. Aku bisa melihat sebagian memek Bu Lastri yg tengah dicolok-colok oleh Pak Ilham dengan kontolnya. Ia terlihat sangat menikmati apa yg yg sedang dilakukannya yakni menyetubuhi istri almarhum bawahannya. Berkali-kali ia mendesah dan nafasnya terdengar memburu sementara Bu Lastri yg terlentang dengan tetek yg terlihat terguncang-guncang akibat sodokan Pak Ilham, sepertinya juga mulai ikut menikmati.

Kudengar ia mulai merintih-rintih perlahan. Hanya sayg, Pak Ilham keburu menyudahi permainan panas itu. Dengan wajah dan tubuh dibanjiri peluh, terlihat ia mempercepat sodokannya. Kulihat ia mengejang sambil memekik tertahan dan akhirnya ambruk menindih tubuh lawan mainnya. Aku kecewa karena tidak bisa melihat adegan persetubuhan secara live itu lebih lama. Namun agaknya bukan aku saja yg kecewa. Saat mendorong ke samping tubuh Pak Ilham agak tidak menindihnya, wajah Bu Lastri juga terlihat kesal. Mungkin karena ia tidak mendapat kenikmatan seperti yg baru direguk Pak Ilham.

Dengan wajah lesu Bu Lastri bangkit dan berdiri. Tanpa menutup tubuh, diambilnya sesuatu dari meja rias. Sepertinya kertas tisue. Lalu, dengan satu kaki ditopangkan di tepi ranjang, beberapa lembar tisue yg diambil dipakainya untuk mengelap memeknya. Membersihkan air mani Pak Ilham yg mengotori vaginanya. Pemandangan itu sedikit mengobati kekecewaanku. Sebab posisi Bu Lastri persis menghadap ke arah tempat aku mengintip dan jaraknya cukup dekat. Tanpa berkedip kutatapi memek tembem Bu Lastri yg besar membusung. Itilnya bener-bener gede. Aku bisa melihatnya dengan jelas karena berkali-kali Bu Lastri mengorek lubang memeknya menggunakan tangannya yg dibalut lembaran kertas tisue. Bagian dlmnya memeknya berwarna merah muda, kontras dengan bagian bibir bagian luar vaginaya yg hitam kebiruan dan berkerut-kerut menebal.

Kontolku makin mengeras dan tegak mengacung sampai terasa sakit karena aku memakai celana jins ketat. Ingin rasanya menyentuh, membelai dan bahkan menjilati memek Bu Lastri. Seperti yg dilakukan remaja pria pada Ny Merry dlm adegan film porno yg menjadi favoritku. Melihat buah dadanya yg besar menggelantung bak buah pepaya, pasti nikmat rasanya bila aku bisa meremas dan menetek di putingnya.

Setelah dianggap cukup bersih dari lendir yg meleleh di memeknya, diambilnya kain panjang yg tersampir di kursi dekat meja rias di kamarnya. Dipakainya untuk membalut diri dan menutup tubuh. Aku yg seperti terhipnotis oleh kemontokan tubuh Bu Lastri tetap dlm posisiku hingga wanita itu ke luar dari kamarnya. Saat itu aku baru sadar bahwa Bu Lastri hendak kamar mandi karena ia membawa pula handuk. Padahal letak kamar mandi berada tak jauh dari ruang kantin.

Secepatnya aku berusaha keluar dari ruang kantin. Tetapi terlambat. Lampu ruang kantin keburu dinyalakan dan aku nyaris bertabrakan dengan Bu Lastri. “Haaaii…. kok kamu di sini Ton (oh ya namaku Anton). Mau apa malam-malam ke sini?,” kata Bu Lastri terkaget-kaget. Ia meneliti ke sekitar ruang kantin. Mencari-cari mungkin dikiran aku tidak sendiri. “Kamu sendiri?” katanya lagi sambil memegangi dan mengencangkan kain panjangnya yg agak merosot karena dibelitkan begitu saja.

Akhirnya kuceritakan bahwa maksud kedatanganku adalah untuk mengambil laptop yg tertinggal di kamarnya. Kukatakan laptop itu milik kakakku dan malam ini akan dipakai mengerjakan tugas kuliah yg tidak bisa ditunda hingga terpaksa malam-malam harus kuambil. “Berarti sudah lama kamu di sini?,” ujar Bu Lastri menyelidik. Aku mengangguk dan jawabanku membuat kening Bu Lastri berkerut.domino

Saat Bu Lastri berniat menginterogasiku lebih jauh, muncul Pak Ilham. Ia telah berpakaian tetapi kancing-kancing bajunya belum terpasang seluruhnya. Mungkin karena tergesa-gesa mendengar adanya orang di ruang kantin. “Eee.. aa anu Pak Ilham ini Anton, murid kelas tiga. Ia mau mengambil laptopnya yg tertinggal di tempat saya tadi siang,” kata Bu Lastri.

Tahu aku menyelundup masuk kompleks sekolah malam-malam dengan memanjat dinding, Pak Ilham yg memang dikenal galak langsung marah-marah. Bahkan menurutnya, mengambil laptop hanya sekedar alasan. Dan yg membuat aku tidak terima, ia juga menuduhku hendak mencuri. “Kamu pasti mau mencuri di sekolah ini hingga untuk masuk saja sampai memanjat tembok. Sudah Bu Lastri kulaporkan saja ke polisi. Biar diurus petugas polisi,” katanya berang sambil mengeluarkan telefon selulernya dan bermaksud memencet nomor tertentu yg hendak dihubunginya.

Panik karena hendak dilaporkan ke polisi dan jengkel karena dituduh hendak mencuri, tiba-tiba timbul keberanian dan terlontar ucapanku yg membuat kaget Pak Ilham. “Silahkan telepon polisi dan laporkan saya. Saya juga akan melaporkan bapak. Saya sudah melihat semuanya yg dilakukan bapak di kamar Bu Kantin,” kataku ketus. Entah timbul dari mana keberanianku itu.

Ucapanku membuat Pak Ilham terbungkam. Bu Lastri juga terlihat bingung dan memegang erat-erat kain panjangnya yg kembali melorot. Baru setelah terdiam beberapa saat, Pak Ilham berubah melunak. Ia meminta Bu Lastri meneruskan ke kamar mandi dan mengajakku masuk ke ruang tamu rumah dinas penjaga sekolah.

“Tolonglah Ton, bapak sebentar lagi pensiun. Nama sekolah ini juga bisa cemar bila ceritakan kejadian ini kepada orang lain. Kamu mau kan?” kata Pak Ilham membujuk. Jengkel karena dituduh mau mencuri, aku diam tetapi tidak mengiyakan. Hanya kupandangi wajah Pak Ilham yg kembali berkeringat dengan sinis.
Nampaknya, sikapku yg tetap menantang membuat dia semakin grogi. Ia menyatakan akan memberiku sejumlah uang bila aku mau tutup mulut. Sampai akhirnya, karena Bu Lastri keburu datang, Pak Ilham memberi sinyal. “Besok kamu masuk saja ke kantor saat jam istirahat kedua. Ada sesuatu yg akan bapak berikan,” kata Pak Ilham berbisik.

Aku diperbolehkan pulang setelah menyatakan kesanggupanku untuk tutup mulut. Setelah menerima laptop kakakku dari Bu Lastri aku ke luar kompleks sekolah diantar Pak Ilham. Kali ini aku keluar lewat pintu belakang yg kuncinya dibukakan Bu Lastri. Aku benar-benar lega sekaligus puas. Lega bisa mengambil laptop kakakku, juga puas karena bisa menekan Pak Ilham kepala sekolah yg dikenal galak. Dan yg membuatku lebih puas, karena bisa melihat memek Bu Lastri yg merangsang. Malam ini akan mengocok sambil membaygkan memek Bu Lastri yg menggairahkanku, ujarku membatin dalam perjalanan pulang di atas sadel sepeda motorku.

Tamat

Ngentot Dengan Gadis SMA Polos



Sesaat lamanya aku hanya berdiri di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah tetapi berarsitektur gaya Jawa kuno. Hampir separuh bagian rumah di depanku itu adalah terbuat dari kayu jati tua yang super awet. Di depan terdapat sebuah pendopo kecil dengan lampu gantung kristalnya yang antik. Lantai keramik dan halaman yang luas dengan pohon-pohon perindangnya yang tumbuh subur memayungi seantero lingkungannya. Aku masih ingat, di samping rumah berlantai dua itu terdapat kolam ikan Nila yang dicampur dengan ikan Tombro, Greskap, dan Mujair. Sementara ikan Geramah dipisah, begitu juga ikan Lelenya. Dibelakang sana masih dapat kucium adanya peternakan ayam kampung dan itik. Tante Yustina memang seorang arsitek kondang dan kenamaan.
Enam tahun aku tinggal di sini selama sekolah SMU sampai D3-ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Yus. Aku bayangkan pula si Vivi yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sudah besar, kelas enam SD.
Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:35 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping. Sejenak aku mencari-cari dimana dulu Tante Yus meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera meraba-raba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam. SalamPoker Agen Poker Online Uang
Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remang-remang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamar-kamar tidur keluarga. Aku dalam hati terus-menerus mengagumi figur Tante Yus. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Yus dan Vivi yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum.
Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Vivi sudah gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Yus yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hati-hati. Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Yus ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini. Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku. Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.
Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambut-rambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Yus yang bisa hangat dan dingin itu.
Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, “Andrew..? Kaukah itu..?”
Aku segera memutar tubuhku. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Tante Yus yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas. Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal. Aku yakin, Tante Yus tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samar-samar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda.

BACA JUGA : NGENTOT DENGAN SEKERTARIS PERAWAN
“Ngg.., selamat malam Tante Yus… maaf, keponakanmu ini datang dan untuk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari. Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, e-mail.., sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante..!” ucapku sambil kubiarkan Tante Yus mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya.
“Ouh Andrew… ouh..!” bisik Tante Yus sambil menubrukku dan memelukku erat-erat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut.
Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan puting-puting dua buah dadanya Tante Yus.
“Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm..? Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak..? Gila kamu Andrew..!” imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.
Tante Yustina tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Yus…
“Ya, untuk itulah aku minta maaf pada Tante…”
“Tentu saja, kumaafkan..” sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku, “Kamu tambah gagah dan ganteng Andrew. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm..?”
“Belum punya Tan. Aku masih nabung untuk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Untuk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah…”
“Bayarannya..?” tanya Tante Yus cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Yus yang merah. Poker Deposit 10 Ribu
Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Yus untuk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli untuk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Yus menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya.
“Aku… ngg…”
“Ahh, kamu Andrew. Tante sangat kangen padamu, hmm… ouh Andrew… hmm..!” sahut Tante Yus sambil menerkam mulutku dengan bibirnya.
Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Yus yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendasak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Yus. Nampaknya Tante Yus tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Yus merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Yus menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita.
“Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh… hmmm..!” seru bergairah Tante Yus sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.
Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-ngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya. Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diam-diam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 25 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 20 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan.
Tante Yus terus menerus masih aktif mengocok-ngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintih-rintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Yus kadangkala memukul-mukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya. Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku. Dengan memegangi kepala Tante Yus, aku menikam-nikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Yus. Tidak karuan lagi, Tante Yus jadi tersendak-sendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya.
Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benar-benar telah membasahi kedua tubuh kami yang sudah tidak berpakaian lagi ini. Dengan ganas, kedua tangan Tante Yus kini mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sudah ada lumuran air ludah Tante Yus, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku.
“Crooot… cret.. croot… creeet..!” menyemprot air maniku pada mulut Tante Yus.
Saat spremaku muncrat, Tante Yus dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurut-ngurutnya, sehingga sisa-sisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Yus.
“Ouhh… ouh.. auh Tante… ouh..!” gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Yus.
“Hmmm… Andrew… ouh, banyak sekali air maninya. Hmmm.., lezaat sekali. Lezat. Ouh… hmmm..!” bisik Tante Yus menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisa-sisa air maninya.
Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Yus masih mengocok-ngocok dan menjilatinya.
“Ayo, Andrew… kemarilah Sayang.., kemarilah Baby..!” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. DAFTAR ID PRO POKER ONLINE
Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Yus yang merekah ingin kuterkam itu. Benar-benat lezat. Vagina Tante Yus mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar. Rambut kemaluan Tante Yus memang lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Yus yang menggairahkan ini. Tante Yus hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Yus terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menerik-narik daging kelentitnya.
“Ouh Andrew… lakukan sesukamu.. ouh.., lakukan, please..!” pintanya mengerang-erang deras.
Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya. Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya puting-puting itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali. Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Yus secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.
“Ooouhkk.. yeaaah… ayoo.. ayooo… genjot Andrew..!” teriak Tante Yus saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar mulut vaginanya.
Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Yus. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremas-remas kedua buah dadanya.
“Blesep… sleeep… blesep..!” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut.
Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, “Creeet… croot… creeet..!”
“Ouuuhhhkk.. aooouhkk… aaahhk..,” seru Tante Yus menggelepar-gelepar lunglai.
“Tante… ouhhh..!” gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku.
Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Yus, kami jatuh tertidur. Tante Yus berada di atasku.
Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benar-benar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sudah berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku. Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin. Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi..! Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Yus ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia..? Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Yustina.
Andrew sayang, Tante kudu buru-buru ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Vivi. Ttd, Yustina.
Aku menghela nafas dalam-dalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apa-apa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Vivi. Eh, tapi dimana dia..? Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku. Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali. Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Vivi. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu.
Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sedang mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu. Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri. Vivi berdiri membelakangiku masih asyik bergoyang-goyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.
Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerak-gerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Vivi membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak.
“Mas..? Mas Andrew..?” bertanya Vivi tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget.
Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Vivi telah tumbuh cukup besar. Puting-putingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kira-kira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sudah memiliki daging menonjolnya. Sedangkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin.
“Hai vivi, apa kabarnya..?” tanyaku mendekat.
Vivi hanya tersenyum, “Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu..? Kita berdua kan..? Hmm..?” sambungku meraih bahunya.
Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Vivi mengangguk ingat.
“Ya. Ngg.., bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Vivi kangen… mas andrew.. ouh..!” ujarnya memeluk pinggangku.
Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat.
“Tentu saja, yuk..!”
Aku menurunkan Vivi.
“Kapan Mas datangnya..?”
“Tadi malam. Vivi lagi tidur ya..?”
“Hm.. Mh..!”
Aku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Vivi tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku.
“Ouh.., Mas sudah punya rambut lebat ya. Vivi belum Mas..,” ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil.
Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku diraba-raba dan ditimang-timang jemari tangan mungil Vivi yang nakal ini.
“Itu karena Vivi masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm..?” ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali.
Vivi hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Vivi menarik-narik batang kejantananku dengan candanya.
“Ihhh.., kenyal sekali… ouh.., seperti belalai ya Mas..!”
Aku jadi terangsang. Gila.
“Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Vivi mau lihat..?”
“Iya Mas.., gimana tuh..?”
“Vivi mesti mengulum, menghisap-hisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana..? Enak kok..!” kataku merayu dengan hati yang berdebar-debar kencang.
Vivi sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow..! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebih-lebih aku mengarahkan juga untuk mengocok-ngocok batang kemaluanku ini, Vivi menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya.
“Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang..!” serunya kembali melumat-lumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.
Sekarang Vivi kuajari lagi untuk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Yus yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini. Edan, sepupuku lagi. Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Vivi yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benar-benar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Vivi kian senang. Aku kian tidak tahan.
“Teruskan Vi, teruskan… ya.., ya… lebih keras dan kenceng… lakukanlah Sayang..!” perintahku sambil mengerang-erang.
Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Vivi yang tengah menghisap batang kemaluanku.
“Creeet… crooot.. creet.. cret..!”
“Hup.. mhhhp..!” teriak kaget Vivi mau melepaskan batang kemaluanku.
Tetapi secepat itu pula dia kutahan untuk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya.
“Telan semua spermanya Vi. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaaa… begitu… terus bersihkan sisa-sisanya dari batangnya Mas..!” perintahku yang dituruti dengan sedikit enggan.
Tetapi lama kelamaan Vivi tampak keasyikan mencari-cari sisa air maniku.
“Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm.., seperti air tajin saat Mama nanak nasi..! Enak pokoknya..! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya..!”
Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Vivi minta spermaku lagi..? Edan anak ini.
“Baik, tapi kini Vivi ikuti perintahku ya..! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana..?”
“Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan..?”
Aku mengangguk. Vivi mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu untuk melingkari di pinggangku. Vivi memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool.
“Auuuh, aduh.. Mas..!” teriak vivi kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelas-jelas sangat sempit itu.
Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Vivi dengan deras dan kencang sambil kuremas-remas buah dadanya yang kecil, serta menarik-narik puting-puting buah dadanya dengan gemas sekali. Vivi semakin menjerit-jerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjal-gerinjal hebat.
“Sakiiit.. auuuh Mas.., Mas hentikan saja… sakiiit, perih sekali Mas, periiihhh… ouuuh akkkh… aouuuhkkk..!” menjerit-jerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumat-lumat mulutnya.
“Blesep.. blesep… slebb..!” suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami.
Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vaginan Vivi yang super rapat sempitnya. Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Vivi yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sedangkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah.
“Tidak Masss… ouh sakit.. uhhk… huuuk… ouhhh… sakiiit..!” tangisnya sejadi-jadinya.
Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Vivi. Bahkan Vivi nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang.
“Creeet… crooot.. sreeet… crreeet..!” muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Vivi bercampur dengan darahnya.
Vivi jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Vivi pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelan-pelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya.
Itulah pengalamanku dengan Tante Yus dan putrinya Vivi yang keduanya memang binal itu. Teriring salam untuk Vivi.



Daftarkan diri anda di SalamPoker Situs Poker Online Terbaik dan Terpercaya Minimal Deposit Hanya 10rb dan Nikmati Bonus yang tersedia di SalamPoker

Kepala Sekolah Kucing Garong Part 3

Lanjutan

Aku yg kenal betul seluk-beluk kantin dan tempat tinggal Bu Lastri langsung menyelinap ke dlm ruang kantin. Akses masuk ke ruang kantin tidak berpintu dan letaknya bersebelahan dengan kamar Bu Lastri. Bila di dlm kamar ada orang berbincang, pasti terdengar dari luar karena dinding bangunan rumah penjaga sekolah dan kantin terbuat dari papan yg karena faktor usia sudah banyak berlubang. “Tadi katanya cuma mau dipijat. Kok Bapak tangannya gerayangan begini sih,”

Suara Bu Lastri terdengar dari balik dinding kamarnya. Aku jadi makin penasaran. Apa mungkin Pak Ilham yg tengah menggerayangi Bu Lastri? Tapi sepeda onthel yg terparkir di halaman rumah penjaga sekolah memang milik dia. Perlahan dan tanpa bersuara aku mendekati dinding kamar. Setelah kutemukan lubang cukup besar yg memungkinkan mengintip ke dlm, aku langsung mengintipnya.

Dugaanku tidak meleset. Meskipun posisinya tengkurap dan hanya memakai celana dlm, pria yg tengah dipijat Bu Lastri ternayata benar Pak Ilham. Kepala sekolahku yg berkepala botak dan berperut buncit itu tiduran tengkurap di kasur. Ia terlihat sangat menikmati pijatan Bu Lastri yg duduk di tepi ranjang. Namun Pak Ilham tak sekedar menikmati pijatan istri almarhum Pak Munib. Tangannya sesekali menggerayangi ke bongkahan bokong besar istri almarhum penjaga sekolah itu. Mengelus dan meremas-remas pantat besar Bu Lastri meski masih adari luar daster yg dipakai wanita itu.

Pantas Bu Lastri memprotes karena tangan Pak Ilham yg geraygan. Bahkan ketika dipijat dlm posisi terlentang, ulah Pak Ilham semakin menjadi. Daster Bu Lastri disingkapnya lalu tangannya mulai menggeraygi paha wanita itu. Malah sepertinya tangan kepala sekolahku itu juga telah sampai ke organ intim sang wanita pengelola kantin. Sebab berkali-kali tubuh Bu Lastri menggerinjal-gerinjal dan berusaha menepis tangan Pak Ilham.
“Bapak gimana sih, janjinya cuma mau dipijat. Kok jadi seperti ini lagi,” kata Bu Lastri ketus.
“Pengin lihat memekmu Ah. Inimu mantep dan enak,” kata Pak Ilham sambil mencengkeram dan meremas gemas memek Bu Lastri.

“Saya kan sudah melayani bapak beberapa kali. Kita tidak boleh seperti ini. Bapak kan juga punya istri,” kembali Bu Lastri mencoba menepis tangan Pak Ilham.
Mungkin karena sakit memeknya dicengkeram meski ia tahu Pak Ilham tidak tengah berusaha menyakitinya.
“Istriku ogah-ogahan melayaniku Ah. Ayolah aku sudah pengen banget,” ujar Pak Ilham menghiba.

Entah karena nafsunya sudah sampai ke ubun-ubun, penolakan Bu Lastri tidak membuat Pak Ilham surut langkah. Tanpa terduga, Pak Ilham yg semula tiduran telentang langsung bangkit. Bak gerakan seorang pegulat, ia meraih tubuh Bu Lastri yg tengah memijat dan langsung menggulingkannya. Saat posisi Bu Lastri menjadi terlentang dengan kaki terjuntai ke bawah di tepi ranjang, Pak Ilham langsung menindihnya. Kulihat Pak Ilham melumat bibir Bu Lastri. Tangannya juga mulai beraksi. Daster motif bunga-bunga yg dipakai wanita itu disingkapnya hingga kedua pahanya menyembul terbuka bahkan terlihat pula memeknya yg gembung menggunduk dan masih tertutup celana dlm warna hitam.

Selanjutnya tangan Pak Ilham terlihat mengusap-usap dan merabai vagina Bu Lastri. Awalnya Bu Lastri masih berusaha berontak. Ia berusaha mendorong dan menolak tubuh Pak Kepsek. Tetapi ketika tangan Pak Ilham telah menyelinap masuk ke balik celana dlm hitam itu dan melakukan sesuatu di sana, perlawanan Bu Lastri berangsur mengendur. Ia tidak lagi berontak dan tidak berusaha menolak tubuh Pak Ilham. Bahkan Pak Ilham tak perlu memaksa ketika ia meminta Bu Lastri melepas daster yg dipakainya. Saat dasternya terlepas, tetek Bu Lastri yg besar terlihat menggantung. Ia tidak memakai kutang. Putingnya-putingnya juga besar menonjol dengan bagian yg menghitam melingkarinya. Seperti bayi yg seharian tidak disusui, sambil memeluk tubuh Bu Lastri yg duduk di tepi ranjang, mulut Pak Ilham langsung nyosor menghisapi salah satu puting tetek wanita itu. Sedangkan teteknya yg lain menjadi sasaran pijatan dan remasan tangan Pak Ilham.

Aku jadi ingat Ny Merry pemeran film BF yg melakukan adegan seks dengan remaja pria. Tetek Ny Merry sepertinya sama ukurannya dengan milik Bu Lastri. Aku sudah berpuluh kali menontonnya hingga bisa membandingkannya. Berkali-kali aku menelan ludah karena terangsang. Nafasku memburu dengan mata yg terus menatap lewat lubang dinding kamar rumah dinas penjaga sekolah itu.

Sambil terus melahap dan mengenyoti tetek Bu Lastri secara bergantian, Pak Ilham mencoba mengarahkan tangan Bu Lastri ke kontolnya yg tampak menonjol di balik celana dlm. Namun Bu Lastri tidak bereaksi. Tangannya hanya mengelus-elus sesaat lalu dilepaskannya kembali. Sampai akhirnya Pak Ilham memelorotkan sendiri celana dlm yg dipakainya. Satu-satunya penutup tubuh yg tersisa.

Tadinya kukira Pak Ilham juga akan melepaskan celana dlm yg dipakai Bu Lastri. Aku sudah berharap adegan itu segera terjadi. Karena aku sudah ingin melihat langsung memek wanita itu. Bukan cuma mengkira-kira dari bentuknya yg membusung tercetak celana dlm warna hitam. Tetapi tidak Pak Ilham masih ingin mendapatkan layanan lain dari istri almarhum Pak Munib. Ia naik ke ranjang dan mengangsurkan kontolnya yg berukuran tak terlalu besar meminta untuk dikulum. Hanya, Bu Lastri mentah-mentah menolaknya. Memegang batangnya pun sepertinya enggan.
“Saya enggak pernah melakukan seperti itu pak. Nggak mau,”
“Ayo kulum saja Ah. Aku pengen sekali dikulum. Kamu kan sudah aku tolong hingga boleh bertempat tinggal terus di sini dan mengelola usaha kantin,” bujuk Pak Ilham.

Bersambung

NGENTOT DENGAN SEKERTARIS PERAWAN

NGENTOT DENGAN SEKERTARIS PERAWAN

CERITA PERKOSA SEKERTARIS PERAWAN - Sekretaris muda bernama Beby ini ketika lembur dipaksa melayani nafsu sex pemilik perusahaan dimana dia bekerja. Padahal baru bekerja satu bulan, namun Beby harus rela kehilangan keperawananya karena perbuatan mesum dari Owner perusahaan tempat dia bekerja.
Aku adalah gadis perawan lulusan dari universitas yang terkenal. Sebut saja aku Beby gadis perawan berusia 23 tahun. Jaman sekarang usia 23 masih perawan itu sangat susah dicari. Sekarang banyak usia dini yang hamil dan masuk ke dalam pergaulan bebas. Aku dari waktu sekolah hingga kuliah masih bisa menjaga keperawananku hingga aku wisuda.
Aku sangat ingin menjadi orang yang sukses dan dapat memantu kedua orangtuaku. Aku juga sangat beruntung bisa menjaga kepercayaaan orangtuaku. Aku ingin bekerja dan menghasilkan banyak uang sehingga dapat menyekolahkan adik-adikku. Aku tiga bersaudara adikku masih duduk dibangku SMP dan SD. Orangtuaku bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Hidupku tidak pernah kekurangan semua cukup hidup dengan kesederhanaan. Sebenarnya sebelum aku wisuda sudah ada 2 orang yang melamar aku. Biasa sih temannya ibuku mempunyai seorang anak lelaki kemudian dia suka denganku. Tetapi aku menolak aku ingin bekerja mapan terlebih dahulu dan kemudian menikah dengan pria pilihanku. Poker Online Indonesia
Aku memiliki paras yang cantik berambut panjang dan berkulit putih. Banyak juga tawaran bekerja di perusahaan ternama , sebagai Sekretaris. Aku memang pandai berkomunikasi jadi setiap interview mau masuk kerja aku selalu di puji banyak orang. Aku melamar 3 perusahaan sekaligus dan ketiga-tiganya ketrima semuanya. Hanya aku yang akan menentukan dimana aku nyaman bekerja.

Baca Juga : Jebol Perawan Bella Sepupuku Sendiri
Ada satu perusahaan jauh dan menurutku itu sangat cocok denganku. Tetapi aku harus ngekost jauh dari orangtuaku. Ada yang dekat tetapi aku kurang minat bekerja disitu. Orangtuaku tidak memaksa aku harus bekerja dimana mereka membebaskannya asal aku nyaman saja. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja jauh dari rumah. Aku pun berniat mencari kost di dekat kantor.
Di dekat kantor banyak sekali kost an dan kebetulan ada yang kosong. Jadi aku langsung saja menemui ibu kost dan segera menempati kamar kosong itu karena senin sudah masuk kerja. Orangtuaku tetap berpesan agar aku selalu menjaga diri. Apalagi sekarang jauh dari orangtua aku harus lebih berhati-hati. Semua mandiri tidak ada yang pagi-pagi nyiapin sarapan lagi.
Semua sekarang usaha sendiri, dan aku juga harus bisa hidup mandiri tidak bergantung dengan orangtua. Aku pun menikmatinya dan aku yakin bisa menjalani hari-hariku. Awal bekerja aku sering pulang ke rumah satu minggu sekali. Namun karena banyak pekerjaan aku menjadi jarang pulang ke rumah. Selama satu minggu aku bekerja belum juga bertemu dengan pemilik perusahaan.
Padahal aku satu ruangan dengan beliau. Aku menjadi sekretaris pemilik perusahaan itu, kata temen sekantor pak Rudi itu sering ganti sekretaris. Dia pengennya yang masih muda dan cantik, ya dimana mana yang namanya sekretaris juga harus cantik dan berpenampilan menarik seperti aku. Penampilanku yang rapi cantik dan sangat menawan udah cocok sekali dengan kriteria yang dicari.
Niat aku bekerja tidak ada maksud lain. Aku berangkat pagi hari karena harus ada yang dikerjakan dan harus dibawa untuk rapat nanti.aku memeprsiapkan data yang akan dibawa nanti siang. Sejak pagi aku sudah berada di kantor namun atasanku juga tak kunjung datang. Namun setelah beberapa jam akhirnya aku bertemu juga dengan atasanku, Pak Rudi Poker Online Deposit 10 Ribu
“selamat pagi pak, kenalkan saya Beby sekretaris bapak yang baru…”
“ohh iya selamat bekerja..dan aku senang karena kamu sangat cantik sesuai dengan apa yang aku inginkan…”
“terimakasih pak…”
Aku melihat tatapan mata pak Rudi sepertinya ada sesuatu. Dia memandangiku dengan tajam aku merasa tidak nyaman. Kemudian aku kembali ke mejaku, masih saja aku dilihat dengan tatapan tajam. Aku makan siang di kantin kemudian aku masuk ke dalam ruangan mejaku bisa pindah di dekat pak Rudi. Aku semakin tidak tahu dengan maksud pak Rudi.
Aku duduk berdekatan dihadapan matanya persis, aku merasa tidak nyaman karena terlalu dekat dengan pak Rudi. Cara memandangnya dan cara bicaranya terkesan menyimpan hasrat. Aku harus selalu waspada dengan gerak gerik dan tingkah pak Rudi. Singkat cerita, kala itu ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Semua karyawan lembur di ruangan masing-masing termasuk aku.
Karena pekerjaanku lebih berat aku pulang akhir. Menata semua berkas untuk rapat besok pagi. Kala itu aku memakai pakaian yang sangat sexy, rok minii dan atasan yang serba mini. Aku tidak mengetahui jika pak Rudi masih ada di kantor. Dengan santai nya aku membuka jasku dan hanya memakai dalaman saja. Dengan tiba-tiba pak Rudi masuk ke ruangan dan mengunci pintu.
Seketika aku terkejut melihat nya, dia pun tanpa henti memandangiku dengan sorotan tajam,
“mmmm…maaaf pak saya tidak tahu jika bapak masih disini..”
“oh tidak apa-apa Beby .. sexy sekali kamu membuat aku bergairah….”
“makssudnya pak…” sambil memakai jas ku kembali.
“tidak usah kamu pakai, aku suka dengan penampilanmu saat ini Beby…”
Laki-laki yang sudah umur it uterus mengucap bahwa dia bergairah melihatku. Suasana semakin tidak nyaman karena dia terus melontarkan kata-kata yang menurutku tidak semestinya. Aku ijin untuk ke kamar mandi dia tidak memperbolehkan. Yang ada aku ditarik berada didekatnya. Di sudut ruangan ada sofa aku ditarik untuk duduk disofa itu,
“duduklah disini Giz..ijinkan aku memandangi wajahmu..”
“jangan begitu pak…” ucapku dengan ketakutan.
Aku harus menuruti kemauannya ntah apa yang dia pikirkan. Dia memandangiku tajam dan tangannya sambil memegang kemaluannya. Aku ketakutan berasa sudah tidak nyaman berada di dekat pak Rudi,
“sini Giz ..kamu tidak bisa kemana-mana karena pintu sudah aku kunci….”
“maksudnya apa pak, jangan lakukan ini….”
“turuti saja kemauanku sebagai atasanmu..jika kamu tetap ingin bekerja disini…”
“lebih baik aku tidak bekerja disini pak….” Ucapku dengan keras.
“berani sekali kamu melawanku…!!!!”
Dengan kasar Pak Rudi menarik tubuhku dan langsung saja mencium bibirku. Aku tidak membuka mulut sama sekali tetapi dia memaksa. Terus mengulum bibirku hingga aku tak tahan untuk menutup bibir lagi. Perlahan aku membuka mulutku ciuman yang penuh hasrat itu mmebuat aku luluh. Tangan pak Rudi membuka bajuku aku tidak sadar karena ciuman itu begitu hangat.
Aku terbawa suasana hanya pasrah saja saat itu. Bajuku terbuka kau memakai tangtop hitam, payudaraku yang montok membuat dia semakin bergairah. Kedua payudaraku terlihat jelas dan montok. Tangan pak Rudi meraba payudaraku , dia remashingga aku lemas,
“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh…….” Rintihku dengan lirih.
Dia terus meremas sembari bibirnya menciumiku, aku tak tahan. Dia dengan cepat membuka braku sehingga payudaraku semakin terlihat jelas. Aku pun ditidurkan di sofa, putting susuku di putar-putar dengan jarinya,
“oooohhhh….aaaahhhhhhh….aaaaaaahhhhh……..”
Kedua payudaraku dimainkan dengan perlahan aku pun tanpa perlawanan. Aku sudah tidak berdaya dan sangat lemas,
“ooohhh…aaahhhh…ooohh…aaahhhhh….oooooohhh…..”
Bibirnya mendekati putingku, lidahnya menjulur dan menjilati putting susuku yang menegang itu. Bibirnya secara perlahan mengulum putting susuku. Tangannya masih saja meremas payudaraku, aku sangat tidak kuasa menahan kenikmatan itu,
“aaaakkkhhh pak…aaaaaaakkkkhhh…..pak……”
Tubuhku terus digerayangi dengan kedua tangannya, rok miniku di lepas dengan perlahan. Aku telanjang bulat tanpa kain sehelaipun,
“wooowww sangat menggairahkan…” ucap pak Rudi.
Kemudian dia membelai memekku dari atas hingga ke bawah. Memekku yang masih jarang dengan rambut kemaluan itu membuat dia beringas. Dia membelai dengan jemarinya dan perlahan dia membuka lebar memekku. Dia menjilati selakanganku sampai aku lemas,
“aaaakkkhhhh….ooooohhh….aaaaaahhhhhhhh……..”
Lidahnya menjilati seluruh bagian memekku tubuh bergerak merasakan kenikmatan. Lalu dia mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang memekku. Dia putar-putar jarinya di dalam memekku, aku sangat lemas,
“aaaaahhh pak…tidak tahan…aaaaaaakkkkkhhh…..”
Aku mengeluarkan cairan seperti masturbasi, beberapa kali hingga memekku terasa sangat becek. Setelah itu aku melihat penis pak Rudi memanjang , baru pertama kali ini kau melihat penis seorang pria. Penis yang besar dengan banyak kemaluan itu membuat aku geli. Aku dipaksa untuk memegangnya namun aku enggan. Yang ada aku dipaksa untuk mengulum penisnya.

Daftarkan diri anda di SalamPoker Situs Poker Online Terbaik dan Terpercaya Minimal Deposit Hanya 10rb dan Nikmati Bonus yang tersedia di SalamPoker

Back To Top